"Kamu terlalu mau segala sesuatu berjalan sempurna"
Nasehat suami saat saya sedang sedikit kecewa karena apa yang sedang kurencakan tidak berjalan sesuai dengan harapanku.
Akhirnya setelah berpikir walau masih dalam keadaan sedikit kecewa kuketik balasan chat WA "Rencananya Dibatalkan". Keputusan yang mengoyak rencana "sempurna" yang telah kupikirkan.
"Kalau disini ndak usah terlalu berharap jadi yang sempurna. Belum tentu orang lain berpikir yang sama dengan kita. Salah-salah keputusan yang kita buat malah akan menjadi bumerang untuk kita"
Masih nasehat sang suami.
Rasanya sekarang saya hanya bisa untuk menghembuskan nafas dan membiarkan semua berjalan apa adanya. Dia betul, saya telah memikirkan apa yang hendak saya lakukan tapi ternyata orang lain belum tentu menganggap baik apa yang kita lakukan.
Tarik diri, ndak usah terlalu sempurna, tapi tetap lakukan yang terbaik. Kita tidak bisa memaksa seseorang menjadi atau melakukan apa yang seperti kita inginkan. Mereka berhak melakukan apapun sesuai dengan keinginan mereka.
Setiap orang punya jalan pikiran meraka masing-masing. Apa yang menurut kita benar belum tentu orang lain berpikiran yang sama. Pun kebalikannya jika yang lain mengemukaan pendapatnya dan merasa dirinya benar, biarkan mereka. Ndak usah berdebat memperdebatkan siapa yang benar atapun salah. Ndak ada gunanya. Hanyak akan membuat perasaan yang berdebat menjadi kacau.
Jika berat tinggalkan ....
Lupakan perkataan menyakitkan ...
Dan terakhir memafkan ...
Tugasku sekarang adalah menghibur diri jangan memikirkan perkatan orang lain.
Akan berat memang, apalagi saya termasuk memilki ego yang cukup besar. Tapi apalah artinya kalau hanya membuat hati menjadi tidak tenang?
"Lupakan dan Maafkan hal-hal yang menyakiti hati, sebeb hatimu berhak ketentraman"
Post a Comment