Kompak dalam Keluarga
Pemateri: Kang Ulum A. Saif & Teh Febrianti Almeera
Konsep DIri
Tentang Aku
Dia tahu mengenai konsep dirinya. Kenal dengan diri sendiri. Tau apa yang dia sukai dan tidak sukai. Kita tidak bisa naik ke konsep berpasangan sebelum kita mengenal dengan baik konsep diri kita masing-masing.
Konsep Berpasangan
Tentang Aku dan Kamu
Kunci paling penting sebelum memulai pernikahan adalah kenali diri sendiri terlebih dahulu. Kemudian kita baru bisa melangkah ke tahap berikutnya yaitu, buat visi-misi yang terbaik bagi keluarga kita.
Konsep Keorangtuaan
Tentang Aku, Kamu dan Anak-anak Kita
Kunci paling sederhana dalam ilmu parenting adalah kekompakan suami/istri. Walaupun mendidik anak pasti ada tantangannya, tetapi apabila orang tuanya kompak maka parenting ini pasti akan lebih mudah.
Konsep Keumatan
Tentang kontribusi Aku, Kamu, Anak-anak kita kepada masyarakat luas
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat, tetapi bagaimana jika keluarga internal saya saja masih bermasalah, bagaimana mau bermanfaat untuk orang lain?
Kemanfaatan itu punya poros, tunai dulu porosnya sehingga kebermanfaatan itu akan bersinar keluar. Bersungguh-sungguhlah kalian didalam keluarga sehingga kesungguhan itu akan terpancar keluar dengan sendirinya. Artinya perbaiki keluarga terlebih dahulu, maka kemanfaatan untuk ummat akan terpancar dengan sendirinya.
Selayaknya sebuah tangga kita tidak bisa melompat ke tangga berikutnya sebelum menginjakkan kaki ke tangga yang pertama. Kita tidak bisa memberikan kemanfaatan untuk ummat sebelum kita mampu untuk memahami konsep diri kita terlebih dahulu.
KOMPAK DALAM KELUARGA
Kompak dalam berpasangan dimulai dari konsep berpasangan
FoL = FoR + FoE
Frame of Life = Frame of Reference + Frame of Experience
Cara pandang dalam hidup = Sekumpulan Referensi + Sukumpulan Pengalaman
Beda cara pandang = Beda Tindakan
Tindakan yang berulang jadi kebiasaan
Kebiasaan yang terus menerus akan menjadi adab/karakter
Frame of Life = Frame of Reference + Frame of Experiance |
Pengamalan dan Referensi
Referensi adalah hal pokok yang menjadi pedoman hidup kita. Satu yang paling kokoh adalah Kitabullah dan Hadist Rasulullah. Referensi diatas pengalaman. Kalau kita juga punya masalah dengan pasangan, tempatkan referensi diatas pengamalan. Kembalikan kepada Al-Qur’an dan Hadist, cari jalan yang benar menurut referensi Allah dan Rasulnya.
Contoh: Kita tau Thailand adalah negara notabene negara dengan 17 gender, bagi orang yang mengutamakan pengalaman, mungkin dia akan biasa saja dengan hal ini dan berkata “Ahh ada kok memang gender selain pria dan wanita”, tetapi ketika kembalikan hal ini ke referensi dimana Allah bilang cuma ada dua gender yang Allah ciptakan yaitu pria dan wanita.
Referensi yang diperkaya dengan pengalaman yang benar menciptakan cara pandang yang benar, cara pandang yang benar melahirkan kebiasaan yang benar dan kebiasaan yang benar menciptakan adab dan akhlaq yang benar.
Tidak tau >>> Belajar >>> Tau >>> Menemukan alasan yang kuat(Temukan alasan/Apa untungnya/Apa ruginya) >>> Mau >>> Berlatih >>> Mampu
Kekompakan adalah menyamakan cara pandang hidup
Menyamakan referensi (dari apa yang dibaca, dari guru, pelatihan) selaraskan referensi bersama pasangan.
Menyamakan pengalaman dengan membentuk dan membangun pengalaman baru bersama pasangan. Banyakin pengalaman bersama dan banyakin ngobrol.
Cara Menjalin Kekompakan Versi Suami
Menjadi Imam Keluarga
Menjadi pemimpin itu adalah sesuatu yang luar biasa sulit. Naikkan level kita setara dengan level istri.
Timeless Guidance (Bimbingan Abadi) Bimibingan abadi dari Ktab Al-Quran dan Hadist Rasulullah. Usahakan sebagai suami akrabkan diri dan keluarga dengan Al-Qur’an dan Hadist, jadikan keduanya sebagai landasan utama dalam menjalankan keluarga kita.
Post a Comment