Visi Misi Hebat Dalam Keluarga
Pemateri: Ustadz Cahyadi Takariawan, S. Si., Apt
Cinta Itu Pilihan | www.sepertikupukupu.com |
Pembelajaran dalam setahun pertama dalam pernikahan
Menuntaskan pengenalan dan adaptasi dalam pernikahan. Setahun utama harus memaksimalkan proses ini.
- Adaptasi berusaha memenuhi harapan pasangan
- Kesiapan kita untuk menerima pengaruh pasangan kita
- Mempersiapkan diri dengan baik menjadi orang tua (Jika pada periode kehamilan, istri bahagia maka tumbuh kembang janin akan baik, volume otak janin optimal)
Anak yang tumbuh kembang dalam suasana yang harmonis, akan tumbuh menjadi anak yang tidak berkonflik. Maka siapkan anak kita kelak menjadi anak yang bahagia dan minim konflik dengan memperbaiki keharmonisan dirumah kita.
Jika perubahan yang diharapkan dari pasangan tidak terwujud, bagaimana menyikapinya?
Kenapa terjadi kelelahan dalam rumah tangga karena dia selalu mengharapkan pasangannya berubah. Tetepi bagaimana KITA-nya berbuah sesuai dengan harapan pasangan, bukan kita yang MEMAKSA pasangan kita berubah sesuai dengan harapan.
Laki-laki punya kebiasaan tertentu dalam menyelesaikan masalah, perempuan juga punya kebiasaan tertentu untuk menyelesaikan masalah. Laki-laki punya kebiasaan tertentu dalam berkomunikasi, perempuan juga punya kebiasaan tertentu dalam berkomunikasi. Terkadang perbedaan ini adalah sumber konflik dalam pernikahan.
Yang paling cepat merasakan kekecewaan adalah perempuan, karena perempuan itu PERASA dan laki-laki itu terlalu LOGIS bagi perempuan. Mestinya dalam pernikahan itu kita MEMBANGUN JEMPATAN yang bisa menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada diantara pasangan.
KITA yang berubah menyesuaikan dengan harapan pasangan, jangan memaksa pasangan yang berubah sesuai dengan harapan kita.
Untuk mengatasi rasa JENUH dalam keluarga?
Yang perlu kita lakukan adalah JANGAN berhenti mengenali pasangan, kenali semua perubahan pasangan kita, kenali semua waktu yang telah kita lalui sesuai dengan waktu yang telah kita lalui sebagai pasangan.
Setiap dari kita itu penuh dengan perkembangan dan perubahan, pasangan kita juga begitu. Kita pasti mengalami perubahan, pasangan kita juga pasti mengalami perubahan, maka tugas kita akan selalu bertambah, kita akan selalu berdaptasi dengan versi terbaru pasangan kita.
Bahaya dari berhenti mengalami pasangan
Adanya tanda “TIBA-TIBA”
Contoh: Tiba-tiba suami saya selingkuh
Itu hal yang mustahil, tidak mungkun terjadi secara tiba-tiba. Tidak ada yang “tiba-tiba” dalam dunia ini, pasti ada prosesnya seseorang bergeser sampai menjadi sososk orang lain.
Kenapa ada istilah “tiba-tiba” itu karena kita berhenti mengenali pasangan kita
VISI-MISI KELUARGA
- Cita-cita mulia yang menjadi nilai dalam keluarga kita
- Menggambarkan jati diri keluarga dan posisi masa depan yang ingin didapatkan dalam rumah tangga
- Bisa menjadi alat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dalam keluarga kita
Kita mulai jenuh kembalikan pada VISI, kalau mulai lelah dengan kehidupan berumah tangga kembalikan pada VISI. Sehingga kita harus selalu berjalan dengan VISI keluarga kita. Ketika ada masalah dalam keluarga kembalikan pada VISI keluarga.
Ikatan yang paling lemah dalam pernikahan adalah ikatan PERASAAN, karena perasaan manusia itu fluktuatif cepat sekali berubah, maka ikatan yang paling kuat adalah visi.
Ketika ketika pernikahan tidak seuai dengan ekspektasinya tidak sesuai dengan realita yang ada, kalau kita cuma mengandalkan ikatan perasaan maka habislah IKATAN PERNIKAHAN ITU, yang membuat kita bertahan dalam pernikahan itu karena kita punya visi.
Kalau dalam pernikahan itu kita berhasil mewujudkan cinta, maka itu adalah bonus dalam pernikahan. Karena CINTA saja tidak mampu mempertahankan pernikahan.
Hendaknya kita menempatkan CINTA dalam dimensi PILIHAN, bukan pada dimensi PERASAAN. Ketika kita memilih untuk menikahi pasangan berarti kita MEMILIH untuk MENCINTAI pasangan kita. CINTA itu PILIHAN
Apakah membangun visi misi keluarga sebelum menikah atau saat setelah menikah?
Visi itu 3 level
Pribadi, masing-masing kita memiliki visi, kita punya visi, pasangan kita pun punya visi
Visi saat ta’aruf, menyamakan/mencocokkan visi bersama calon pasangan
Menurut Madzab Syafi’i dan Ahmad, tugas memasak, mencuci, membersihkan rumah dll itu adalah KEWAJIBAN SUAMI. Sehingga saat proses ta’aruf hendaknya calon istri menyanyakan bagaimana pendapat suami dengan pembagian tugas rumah tangga. Saat ta’aruf juga pihaklaki-laki dan perempuan bebas menanyakan apapun. Berhak menanyakan pendapat calon tentang visi yang hendak kita bangun. Kalau tidak cocok visinya boleh membatalkan.
Ketika setelah menikah, suami-istri mulai mendialogkan visi-misi keluarga bersama
Kita mulai merancang visi keluarga sakinah yang ingin kita bangun. Mereka-reka visi misi keluarga kita, terkait jumlah anak, nama anak, sekolah dimana, mau bagaimana kita membesarkan anak, mulailah kita merancang tujuan kita bersama dengan pasangan kita.
Bagaimana jika salah satu pasangan tidak punya kemauan untuk merancang visi-misi?
Dalam berumah tangga itu memang punya “seni”nya. Jadi dalam kasus ini adalah yang diperlukan adalah bukan masalah VISI-nya, tetapi bagaimana kita bisa menjadi patnert ngobrol yang nyaman bagi pasangan kita. Maka hendaknya kita kita mencari jalan agar membuat pasangan kita menjadi nyaman untuk mengobrol dengan kita.
Tips ngobrol asyik dengan laki-laki
- Jangan pernah mengawali dengan kata-kata “masalah”. Laki-laki tidak suka dituduh mempunyai masalah
- Mulai obrolan dengan topik “Anak” yang mampu membangkitkan semangat dan kebahagiaan suami
- Mulai dengan obrolan ringan
- Bicara dengan kalimat tanya
Contoh: “Bang, itu bagaimana yah?” “Menurut abang bagaimana yah?”
Merancang visi keluarga adalah hal yang sangat penting dalam membangun keluarga. Karena Visi adalah tempat pasangan “pulang” ketika masalah menghampiri bahtera rumah tangga, dan visi jugalah yang menjadi perekat CINTA bagi pasangan didalam rumah tangga tersebut.
Post a Comment