"Kenapa kok kamu memaksakan sekali untuk menulis?"
Pertanyaan suami keheranan saat melihat saya begitu semangat di depan laptop pada jam 4 subuh dengan jari sibuk menari diatas keyboard. Pertanyaan itu sekaligus memantik diri saya sendiri, "Iya yah ... kenapa kok saya begitu semangat menulis? Apa yang saya cari?"
Tulisan saya belum bisa menjadi uang, pikiran saya juga sepertinya terkuras di kegiatan menulis ini, bayangkan saja saya sampai punya buku khusus untuk menuliskan semua ide tulisan yang akan saya tulis, belum lagi saya harus meluangkan waktu di subuh hari saat jaringan di tempat tinggal kami masih stabil agar bisa memposting tulisan di blog ini, maupun di portal menulis lainnya, maklum jaringan di tempat kami belum begitu bagus apalagi saat siang dan malam hari, hehehe.
"Apa yang saya cari?"
Berkali-kali saya menanyakan pertanyaan yang sama pada diri saya, "Apa yang saya cari?". Menjadi istri, ibu dari dua bocah sekaligus guru sekolah dasar sebenarnya sudah sangat menyita waktu, tenaga dan pikiran saya. Lah ... kenapa saya malah mengambil kesibukan tambahan untuk menulis yang belum tentu menghasilkan uang?
|
Meja menulis saya yang sangat sederhana |
Menemukan Kembali Diri Saya
Saya mulai menyukai kegiatan menulis sejak saya masih kelas 2 SMP, saat itu saya menulis sebuah novel yang masih saya tulis di buku tulis menggunakan tangan judulnya Candy dan Cindy, novel yang bercerita tentang perjuangan anak kembar. Saat masih kelas 2 SMP itu saya menulis bab per bab novel tersebut, setiap selesai satu bab teman-teman saya secara bergantian membaca novel itu dan akan sangat penasaran dengan kelanjutan kisah si kembar.
Lalu, aktivitas menulis itu terhenti saat saya menginjakkan kaki di bangku SMK karena kesibukan saya sebagai seorang siswi menengah kejuran Farmasi yang sangat luar biasa. Saat masa kuliah saya mulai mempunyai sedikit waktu luang untuk sekedar menulis, maka mulailah saya berkenalan dengan dunia blog dan akhirnya lahirlah blog ini, Masyaa Allah blog ini secara usia sudah berumur 11 tahun, karena saya membuatnya di tahun 2011.
Lama membiarkan blog ini terkatung-katung tanpa sentuhan, barulah di tahun 2022 kemarin saya melihatnya kembali, menyentuhnya membawa saya kembali ke diri saya, yah ... saya suka menulis, terlepas dari tulisan saya masih kacau dan masih banyak kurangannya, tetapi saya mencintai aktivitas ini, biarlah saya kembali merajut kisah dengan menulis, dan biarkan saya terus berkembang semoga kelak tulisan saya bisa menjadi lebih baik.
Writing is Healing
Menulis itu Menyembuhkan
Bagi saya mungkin iya, selelah apapun saya dalam beberapa peran yang saya jalankan, ketika saya menulis rasanya semua beban itu menghilang dan larut dalam setiap kata yang kutuliskan. Bahkan suami sampai beberapa kali menegur saya saat saya begitu hanyut di depan laptop "Ndak capek?" karena katanya dia saja lelah melihat saya terus berkutat di depan laptop, hehehe.
Tidak, saya tidak lelah, saya bahkan merasa bersemangat. Walau kadang di buat pusing untuk membuat kalimat yang bagus, tetapi saya tetap bersemangat. Semoga saja semangat saya masih terus berkobar hingga waktu yang tak terbatas.
Bergabung dengan Komunitas dan Kelas Literasi
Satu hal juga yang membuat semangat saya terus berkobar adalah bergabungnya saya dengan beberapa komunitas blogger, sehingga saya merasa tidak sendiri. Saat blogwalking ke blog teman-teman yang lain, saya merasa mempunyai teman yang se-frekuensi, yang sama-sama berjuang menjadi blogger, sama-sama menjadikan tulisan sebagai hobi yang menyenangkan.
Di tanggal 11 Januari kemarin, saya juga bergabung dengan KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional) yang juga ikut melecut semangat saya agar senantiasa menulis, karena di kelas tersebut kami harus menghasilkan setidaknya 10 tulisan tiap bulan agar bisa bertahan di kelas. Semoga saya bisa lulus hingga bulan Desember kelak, Aamiin.
Penutup
Dengan menulis saya menemukan kembali diri saya, menemukan kembali semangat yang ada dalam diri saya, dan saya juga bisa mengatakan bahwa menulis juga merupakan obat bagi diri saya, ditengah kesibukan yang saya lakukan sebagai istri, ibu dan pendidik. Menulis seakan membuat saya melupakan semua beban di pundak saya. Semoga semangat saya dalam menulis tetap berkobar hingga waktu tak terbatas, Aamiin.
Post a Comment