Saya pernah mendengar potongan ceramah dari ustadz Oemar Mita dengan judul yang sama "Kenapa Anak-anak mudah bahagia?" "Kenapa semakin dewasa kita semakin sulit merasa bahagia?" potongan ceramah ini menampar saya dengan amat dalam. Dan saya sangat setuju, bahwa semakin kita dewasa semakin sulit rasanya kebahagiaan itu datang.
Kita juga sering kali berpikir untuk ingin kembali ke masa anak-anak dimana semua hal rasanya membahagiakan--tidak ada beban, dll. Tapi rupanya urusan menjadi "bahagia" ini bukan sekedar karena kita adalah "anak-anak", tetapi menjadi "bahagia" ini ada hubungannya dengan pola pikir kita saat masih anak-anak, yang ternyata seiring bertambahnya usia semakin tergerus dengan banyak tuntutan yang akhirnya juga menggerus "kebahagiaan" kita.
Penyebab Anak Mudah Bahagia
Keinginan yang sederhana
Masih menurut potongan ceramah dari ustadz Oemar Mita tersebut, alasan terbesar anak-anak mudah bahagia adalah keinginannya mereka yang sederhana, sesedarhana ingin bermain di luar, sesedarhana ingin di peluk oleh ibunya, sesedarhana bermain bersama bapak, dll.
Semakin kita dewasa semakin rumit dan kompleks keinginan yang kita buat--kerumitan dan kekomplesitas keinginan ini sangat mempengaruhi kadar kebahagiaan kita. Saat keinginan menjadi rumit, semakin sulit kita mencapainya, saat kita tidak mencapai keingingan tersebut, kebahagiaan juga enggan mendatangi kita karena kita merasa menjadi orang yang "gagal".
Jadi mulai sekarang, sederhanakan keinginan, mintalah sesuatu yang sederhana, seperti misalnya menyederhanakan resolusi tahunan, buat dia sesuatu yang bisa kita gapai, sehingga ketika keinginan sederhana, kebahagiaan pun akan datang dengan mudah.
Menikmati moment
Anak-anak juga sangat menikmati moment yang terjadi, misalnya saat mereka bermain dengan teman-temannya, mereka sangat menikmati moment bermain itu dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka merasa sangat bahagia.
Semakin kita dewasa, kita seakan-akan sedang berburu dengan "waktu" sehingga sangat sulit bagi diri kita untuk bisa menikmati moment dengan baik, saat kita sedang berkumpul dengan keluarga misalnya, bukannya menikmati moment kebersamaan itu, pikiran kita masih disibukkan dengan urusan pekerjaan, atau kita malah tidak menikmati pembicaraan karena sibuk dengan HP kita masing-masing.
Jadi mulai sekarang, ayok kembali nikmati setiap moment yang kita lakukan, terapkan mindfulness di setiap moment yang kita lakukan, saat kita sedang beristirahat gunakan waktu itu sebaik mungkin jangan pikirkan tentang pekerjaan, begitu pun ketika kita sedang berkumpul dengan keluarga atau sedang rekreasi dengan keluarga, nikmati moment tersebut--jangan ganggu dengan memikirkan pekerjaan atau hal lain yang dapat merusak moment berharga tersebut.
Anak-anak tidak sibuk memikirkan sesuatu yang tidak pasti
Anak kecil tidak disibukkan dengan pikiran-pikiran yang tidak pasti, dunia mereka hanya tentang bermain, tidur dan makan, keinginan mereka sangatlah sederhana. Semakin dewasa, semakin banyak hal yang telah terjadi dalam kehidupan kita. Saat dewasa kita seperti sedang membangun dunia sendiri, dan sibuk dengan dunia kita sendiri, disaat dewasa ini kadang kala kita terjebak dengan masa lalu--mungkin merasa bahwa hal yang terjadi di masa lalu sangatlah membahagiakan sehingga kita tidak bisa move on dari masa lalu, atau kita berusaha mati-matian memikirkan masa lalu dan berusaha untuk mengubahnya--padahal hal ini adalah hal yang mustahil.
Belum lagi kita kadang terlalu memikirkan masa depan yang belum tentu terjadi, terlalu mengkhawatirkan masa depan "Bagaimana NANTI kalau begini?" ... Duh ... jalani saja hidupmu di masa sekarang dengan baik, urusan masa depan atau apa yang kelak terjadi bukan menjadi urusan kita, yang menjadi urusan kita adalah masa sekarang, jadi lakukanlah yang terbaik.
Hidup berjalan sesuai arus
Anak-anak tidak pernah berusaha melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah ditakdirkan untuk diri mereka. Anak-anak melakukan yang terbaik saat sedang berlajar atau bermain, marah ketika ada yang merebut mainannya, menangis ketika ada yang mengganggunya, lalu kemudian kembali ceria dalam sekejap.
Semakin dewasa, semakin kita pandai dalam menyembunyikan sesuatu yang tejadi dalam diri kita, berusaha mati-matian untuk terlihat baik-baik saja, sehingga lama kelamaan hal ini menjadi beban yang akhirnya membuta kita malah semakin tidak bahagia.
Jadilah seperti anak kecil, menangis saja jika memang ada yang membuatmu bersedih, tidak usah pura-pura kuat, karena setelah menangis bisanya perasaan menjadi lebih baik. Marah saja jika ada yang menggangu kenyamananmu, tidak usah berusaha menjadi terlalu baik sampai harus menyembunyikan perasaan yang sama sekali tidak baik untuk kesehatan mentalmu.
Mudah memaafkan dan tidak menyimpan dendam
Satu hal lagi yang luar biasa dari anak-anak adalah kebesaran hati mereka dalam memaafkan dan tidak ada demdam dalam hati suci mereka. Saya sendiri belajar dari anak-anak saya--Al Fatih dan Al Fayyadku sayang, anak-anakku yang kusanyangi karena Allah, mereka adalah bukti nyata betapa jiwa mereka sangat bersih dan sangat tulus, mereka sangat mudah dalam memaafkan kesalahan-kesalahan kami sebagai orang tua, kesalahan saya khususnya sebagai ummi mereka yang masih jauh dari kata sempurna, masih sering berbuat salah kepada mereka, tapi begitu saya meminta maaf--bahkan sebelum saya meminta maaf, mereka sudah jauh lebih dahulu memafkan kesalahan yang saya lakukan, Masyaa Allah.
Penutup
Mungkin kita harus belajar dari anak-anak bagaimana mereka dengan sangat mudah menjadi bahagia, semakin kita dewasa semakin banyak peran yang kita lalukan, semakin banyak beban yang kita pikul, semakin sulit kita merasa bahagia. Maka lakukan hal yang sederhana, sesederhana menyederhanakan keinginan, nikmati setiap moment yang kita lakukan, jangan terlalu pikirkan masa lalu, pun memikirkan masa depan yang tidak pasti, lakukan yang terbaik di masa sekarang, biarkan hidup kita berjalan seperti arus, marahlah jika harus marah, menangislah jika ingin menangis--tapi marah, sedih dan menangis ini jangan sampai kelewatan batas, dan terakhir jadilah pemaaf, jangan simpan dendam dalam hatimu. Jika kita telah melakukan hal diatas, Inysaa Allah kita akan semakin mudah merasakan bahagia.
Referensi
Idntimes. 2022. 5 Alasan Utama Kenapa Anak-anak Lebih Bahagia Dibanding Orang Dewasa. Diakses pada tanggal 12 Maret 2023. Link: https://www.idntimes.com/life/inspiration/daysdesy/alasan-anak-anak-lebih-bahagia-dibanding-orang-dewasa-c1c2?page=all.
Post a Comment