Hari Senin pekan lalu, ada sebuah event besar dari GTM (Gereja Toraja Mamasa) yang diadakan di Kecamatan Tanduk Kalua--kecamatan di mana saya tinggal sekarang ini. Acara tersebut adalah acara pekan raya yang diikuti oleh 70 Gereja Toraja Mamasa dari seluruh Indonesia.
Kebetulan event tersebut juga diikuti dengan pembukaan pasar malam di lapangan Minake--lapangan Kecamatan Tanduk Kalua. Pasar malamnya dibuka selama 1 pekan, mulai dari hari Ahad 14 Mei yang lalu sampai dengan tanggal 20 Mei--malam minggu kemarin.
Sebenarnya kami berencana untuk mendatangi pasar malam tersebut sejak hari kedua pembukaan, sayangnya anak-anak tidur cepat malam itu. Malam selanjutnya, qadarallah adek mulai terserang flu dan demam, jadilah di hari Selasa, tanggal 16 Mei, kakak hanya berangkat berdua dengan Abah, karena saya harus menjaga adek yang sedang sakit.
Kakak sendiri hanya ikut mewarnai di malam itu. Dia memang sengaja untuk tidak ikut bermain agar dia bisa bermain bersama adeknya di hari yang lain--saat adeknya telah sembuh dari fllu. Alhamdulillah adek sembuh sehari kemudian, sehingga di hari Kamis tanggal 18 Mei kami bisa berangkat bersama ke pasar malam.
Lukisan Kakak Fatih saat dia ke pasar malam tanpa Ummi dan Adek |
SAF Family dan Pasar Malam yang Kesorean
Jarak antara lapangan minake tempat pasar malam dilaksanakan dengan rumah kami sekirat 1 Km. Kami berangkat tepat setelah melaksanakan Sholat Ashar, karena suami bilang siapa tau permainannya sudah buka, dan kami takut membawa anak-anak, terlebih adek Fayyad yang baru sembuh dari flu di malam hari. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya Kabupaten Mamasa adalah kabupaten yang berada di dataran tinggi sehingga suhunya selalu dingin.
Saat memasuki lokasi tempat event berlangsung, macet melanda, karena jalanan yang sempit dan kendaraan yang ingin masuk ke tempat acara sangat banyak. Jadilah kami harus menikmati macet selama kurang lebih 20 menitan. Jalan masuk ke Gereja sangat dipenuhi dengan tenda-tenda warung makan--hanya saja untuk warung ini kebanyakannya adalah warung non halal--yang penjualnya adalah warga setempat.
Saat setelah melewati gereja, jalanan sudah sangat lowong, dari gereja ke lapangan tempat pasar malam berjarak kurang lebih 100an meter. Di pasar malam ini, ada banyak penjual pakaian, makanan street food--bakso bakar, kentang spiral, bakso goreng, minuman kekinian, kebab dan makanan lainnya. Di bagian belakang lapangan barulah terdapat arena bermain anak--mulai dari kereta mini, balon permainan, arena melukis, arena pancing, trampolin dan komedi putar.
Harga Tiap Permainan di Pasar Malam
Saat baru masuk, balon tempat bermain baru saja di pompa, sehingga anak-anak harus menunggu hingga 15 menit sebelum bisa dinaiki, sambil menunggu kami duduk di arena melukis. Setelah permainan siap dimainkan, barulah anak-anak mengambil tiket dengan harga Rp.15.000/anak.
Permainan balon dengan harga tiket masuk Rp.15.000/anak |
Setelah puas bermain di balon permainan, adek ingin melukis. Untuk biaya arena lukis ini sendiri di bandrol dengan harga Rp.20.000/anak. Di arena lukis ini anak-anak diberikan fasilitas berupa kuas dan cat air/akrilik--saya tidak tahu jenis cat yang digunakan.
Arena lukis dengan harga tiket masuk Rp. 20.000/lukisan|Lukisan Adek Fayyad |
Setelah lukisan selesai, permainan yang terakhir dimainkan oleh DSAF--anak-anak kami adalah permainan pancing ikan di kolam sederhana. Anak-anak bermain sampai sekitar jam setengah 6. Kami harus segera pulang karena Abah sedang berpuasa dan harus berbuka puasa.
Arena pancing dengan harga Rp.15000/Pancingan Anak |
Penutup
Pasar malam yang kesorean untuk kami yang datang di sore hari, hehehe. Bagi kami yang sedang berdomisili di sebuah Desa kecil di Kabupaten Mamasa, pasar malam ini merupakan hiburan yang sangat menyenangkan. Selain sebagai tempat bermain untuk anak-anak, pasar malam ini juga me time untuk saya sendiri, hehehe.
Saya bisa sedikit menghirup udara di luar rumah dengan melihat kebahagiaan dari anak-anak yang sedang bermain. Kami sebenarnya juga berencana untuk mencarikan baju tidur untuk kakak Fatih, sayangnya waktu kami dihabiskan untuk menemani mereka bermain, dan saat mereka telah selesai, waktu sudah tidak bersahabat karena Abah yang ingin berbuka puasa.
Sebenarnya pasar malam ini sudah beberapa kali diadakan di Kabupaten Mamasa, tapi biasanya hanya diadakan di Kota yang jaraknya kurang lebih 10 km dari rumah. Kami tidak bisa membawa DSAF ke kota di malam hari karena cuaca yang dingin, jadilah kesempatan pasar malam di Lapangan Minake ini sangat kami nantikan, yah ... walau kami datangnya sangat kesorean, hehehe.
Post a Comment