Judul: Self Healing With Qur'an
Penulis: Ummu Kalsum IQT
Tahun Terbit: 2022
Penerbit: Syalmahat Publishing
Jumlah Halaman: 186 Halaman
Nomor ISBN: 987-623-5269-01-6
Buku inilah yang menemani saya selama masa pemulihan pasca operasi KET beberapa hari ini. Buku luar biasa yang ditulis oleh salah satu penulis hebat asal Palopo, Sulawesi Selatan.
BLURP
Betapa banyak dari kita yang mencari ketenangan selain pada Allah dan Al-Qur'an. Kita berlomba menumpahkan rasa galau pada manusia. Haus akan perhatian orang-orang, hingga caper di dunia nyata dan dunia maya. Menjadikan harta, tahta dan cinta sebagai tolak ukur bahagia.
Saat ayat-Nya dilantunkan, kita terperanjat karena seolah-olah baru pertama kali mendengarkan. Scrolling medsos dan online shop terasa mampu mengusir kegalauan, daripada menjelajah lembaran Kalam yang mulia. Al-Qur'an semakin asing, maka wajarlah jika kejahatan makin merajai, kegalauan semakin bertebaran di muka bumi. Berbondong-bondong memasuki rumah terapi, rumah sakit jiwa, berlibur untuk menyegarkan pikiran dan lain sebagainya. Nyatanya, ketenangan jiwa kita ada dalam Al-Qur'an.
"Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembah bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman" (QR. Yunus: 57)
Buku ini siap mengajak Anda untuk self healing bersama Al-Qur'an. Menguatkan jiwa melalui kisah-kisah inspiratif, membasuh luka dengan firman-Nya serta meng-charge iman bersama kalimat motivasi.
Self Healing With Qur'an
Buku ini terdiri dari enam bab yaitu Laa Tahzan, Laa Tabkii, Laa Takhaf, Laa Tahgdab, Laa Taias, dan bab terakhir yaitu Self Healing With Qur'an. Setiap bab di buka dengan sebuah sirah atau kisah dari Rasulullah dan sahabat-sahabatnya yang mampu menggugah jiwa.
Laa Tahzan ~ Jangan Sedih
Dalam bab ini kita dibawa untuk larut dalam kalimat demi kalimat motivasi yang membangun untuk "tidak bersedih" dengan setiap kisah pelik yang sedang kita derita, sebab kita memang manusia harus siap dengan semua hal yang kadang membuat hati menjadi sedikit galau dan terasa sempit, baik itu karena masalah jodoh yang tak kunjung terlihat batang hidungnya, atau karena karir yang tidak sesuai dengan eskspektasi, bisa jadi juga karena kita sering kali dihinakan oleh seseorang dengan beberapa sikap dan perkataan yang menjurus ke arah "Bullying", dan hal-hal lain yang terkadang membuat kita merasa nestapa. tapi tenang kawan, sebab hidup bukan sinetron "kumenangis" yang akan terus membawa kita kedalam nestapa derita, akan ada saatnya mentari memberikan cahayanya.
Laa Tabkii ~ Jangan Menangis
Dalam bab ini kita mungkin akan sedikit meneteskan air mata karena kisah pembuka di bab ini mengenai kisah keluarga Yasir, tapi hai ... jangan menangis karena dibalik setiap derita yang mereka terima, ada jaminan surga yang menanti. Allahlah yang Maha Memberi Ketenangan, Ia-lah yang memberikan ketenangan dalam jiwa-jiwa kita, hingga jika rasa sedih menyerang, maka dekatkan diri dengan Sang Pencipta, kembali kepada Allah dan niscaya semua hal akan menjadi lebih indah, dekatkan diri kepada-Nya dengan mulai mendengarkan ceramah-ceramah yang menentramkan hati, cari teman yang membawa kebaikan serta praktikkan setiap kebaikan bahkan yang paling kecil sekalipun Insyaa Allah kita akan mendapatkan ketentraman hati.
Laa Takhaf ~ Jangan Takut
Dalam bab ini kita akan dibawa pada kisah Musa dan Fir'aun, kita akan hanyut dibawa pada rasa ketakutan Musa dan bagaimana pertolongan Allah datang kepada Nabi Musa melalui setiap mukjisat yang Allah berikan kepada beliau. Kisah tersebut mengajarkan kita untuk tidak takut pada setiap masalah yang datang sebab yakinlah bahwa pertolongan Allah, Insyaa Allah akan datang pada setiap hamba-Nya. Lawan setiap rasa takut yang menghinggapi sebab setiap cobaan itu bukan valak, dan dengan pertolongan Allah, maka keajaiban akan selalu tercipta. Yakinlah!
Laa Taghdab ~ Jangan Marah
Kisah pembuka dalam bab ini adalah kisah Sahabat Umar Bin Khattab yang terkenal sebagai sabahat yang paling tegas tetapi saat belian di marahi oleh istrinya, beliau hanya terdiam dan tidak membalas, sebab beliau tahu bahwa istrinya sudah berkorban banyak untuk kelangsungan hidup keluarganya, maka tidak ada baginya alasan untuk balik memarahi sang istri, Masyaa Allah. Bahkan dalam sebuah hadist dikatakan bahwa "Jangan marah, maka kamu akan masuk surga", itu menandakan bagaimana keutamaan dari menahan amarah. Ubah amarah menjadi berkah dengan berusaha untuk melawan sifat pemarah, lalu jika amarah datang berwudhulah, kemudian ubah posisi, dan sebisa mungkin menahan lidah dengan tetap diam serta senantiasa mengingat balasan pahala bagi orang yang menahan amarahnya.
Laa Taias ~ Jangan Berputus Asa
Bab ini dibuka dengan kisah Rasulullah saat menghadapi perang Khandaq, baagaimana Rasulullah dan para sahabat berusaha untuk melawan kaum Quraisy dengan jumlah pasukan yang jauh lebih banyak ketimbang umat Islam, dan strategi mereka dengan membuat parit mengelilingi kita Madinah. Karena kita memiliki Allah maka tidak ada kata "Berputus Asa" dalam kamus setiap muslim, sebab selalu ada keajaiban jika kita senantiasa berharap kepada-Nya. Keajaiban juga datang dari kisah Siti Hajar yang mencari sumber air hingga harus berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah hingga akhirnya keajaiban datang dengan muculnya sumber mata air Zam-zam yang airnya masih bisa dinikmari hingga masa sekarang, Masyaa Allah.
Bab Terakhir ~ Self Healing With Qur'an
Kenapa harus Qur'an? Karena dengan Al-Qur'an kita--Ummat Islam pernah berjaya, dan karena meninggalkan Al-Qur'anlah kita kembali terpuruk. Al-Qur'an adalah sumber ketenangan yang dengan mendekatinya maka hati akan menjadi tentram.
Jangan galau sebab kita sebenarnya tidak butuh liburan, karena terapi terbaik saat hati sedang galau ada pada Al-Qur'an, liburan bukan sebagai healing terbaik, tetapi dengan liburan kita bisa merasakan kebesaran Allah melalui setiap keindahan alam yang kita lihat melalui indra penglihatan kita. Jadi, ubah mindset! Saat galau melanda, buka Al-Qur'an dan rasakanlah bagaimana keajaiaban mulai tercipta melalui ayat demi ayat yang kita lantunkan.
"Allah mengambil darimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka kehilangannya, maka Allah akan memberimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka akan memilikinya" (Prof. Dr. Mutawalli Assya'rawi)
Post a Comment