Bismillahirrahmanirrahim
"Saya menyukai sejarah"
Postingan random untuk memulai bulan Agustus ini, btw saya masih tidak percaya kalau kita sudah melewati tengah tahun 2023 ini, dan bersiap menuju bulan-bulan terakhir dalam hitungan tahun masehi. Postingan random ini tiba-tiba muncul di kepala saya saat saya sedang berpikir untuk menuliskan sebuah postingan di awal bulan ini.
Sejak sekolah dasar, pelajaran IPS adalah pelajaran favorit saya, terutama pada bagian potongan sejarah dalam buku yang biasanya dilengkapi dengan bacaan panjang disertai foto hitam putih khas jaman bahela.
Waktu kecil biasanya saya berimajinasi bisa masuk ke dalam foto-foto tersebut dan hidup di zaman saat foto tersebut diambil. Kecintaan tersebut berlanjut hingga saya masuk SMP--sekolah menengah pertama. Lalu terhenti sejenak saat masuk SMK Farmasi, dimana saat itu mata pelajaran sejarah tidak masuk kedalam mata pelajaran di sekolah.
Tapi bukan berarti saya lupa begitu saja akan kecintaan saya tersebut, saat pemilihan jurusan kuliah di SMPTN tahun 2011 silam, entah kenapa saya ingin sekali memilih sejarah sebagai salah satu dari tiga jurusan yang saat itu bisa saya pilih--karena saya mengambil paket IPC (saat jurusan IPA tetap bisa mengambil jurusan IPS di perkuliahan).
Saat itu saya mengambil jurusan farmasi sebagai pilihan pertama, tentunya karena SMK saya adalah SMK Farmasi, lalu memilih pilihan PGSD sebagai pilihan kedua, karena cita-cita saya adalah menjadi seorang guru, dan terakhir jurusan biologi--setalah sebelumnya saya ingin memilih jurusan sejarah, tetapi kena marah sama bapak, karena saya lulusan SMK Farmasi, hehehe. Saat kuliah seingat saya tidak ada mata kuliah khusus sejarah, tetapi ada 2 mata kuliah IPS di semester yang berbeda, dan tentu saja bagian yang paling saya senangi adalah saat pembahasan mengenai sejarah.
Kecintaan Akan Kenangan
Kenagan dalam secarik foto
Entah ini ada hubungannya atau tidak, tapi menurut saya kecintaan saya terhadap sejarah juga berdampak pada kecintaan saya pada kenangan. Kenangan apapun itu, tidak heran kalau saya sangat antusias saat melihat foto-foto bahela--jaman dulu dari siapapun. Seperti saat pertama kali saya melihat foto almarhum kakek dari bapak dan almarhum nenek dari mama yang sama sekali belum pernah saya lihat. Atapun melihat foto kenangan lainnya.
Saat melihat foto-foto kenangan tersebut, seperti halnya melihat foto sejarah, saya pasti berandai-andai bisa masuk kedalam foto dan melihat keadaan saat foto tersebut diambil. Sayangnya saat saya kecil, bapak sama mama sedang dalam kondisi ekonomi yang kurang baik, sehingga sangat sedikit foto kecil saya yang bisa diabadikan. Tapi walau begitu saya masih sama antusiasnya saat melihat foto-foto masa kecil dan remaja saya.
Pun saat sekarang jamannya menyimpan foto-foto dalam HP--terutama saat kita mencadangkannya ke google foto, saya sangat antusias untuk melihat bagian "kenangan" dari foto-foto tersebut, menikmati setiap perubahan dari setiap fase dalam foto tersebut.
Sama halnya dengan fitur "kenangan" dalam Facebook yang selalu memperingati kita untuk melihat kembali setiap kenangan yang terekam di tanggal yang sama di tiap tahunnya. Ahh .. untuk fitur ini, saya tidak pernah kelewatan untuk mengintip "kenangan" di FB tiap pagi. Kadang tertawa geli saat melihat status-status alay yang pernah terekam, serta foto-foto yang punya ceritanya masing-masing.
Kenangan dalam setiap lembar tulisan
"Bukunya jangan dibuang, kasih saya saja"
Beberapa kali saya pernah mengatakan kalimat ini ketika melihat orang-orang terdekat saya mencoba untuk membuang buku-buku pelajarannya yang sudah tidak terpakai. Maka jangan heran jika melihat rak buku saya penuh dengan buku yang sangat tidak penting, yang bahkan bagi semua orang sudah layak untuk "ditimbang" dan diuangkan.
Semua buku saya pun seperti itu, saya kadang suka sekedar melihat kembali setiap kalimat motivasi yang saya tuliskan di setiap sampul dalam setiap buku pelajaran yang saya miliki. Biasanya kalimatnya sama "Keep Smile, Keep Spirit" kata motivasi ala remaja alay yang baru kenal dunia, hahaha.
Lalu belakangan kalimat itu berbuah menjadi kalimat "U Can If U Think U Can" yang sampai sekarang masih menjadi motto hidup saya. Maka jangan heran kalau saya bahkan masih menyimpan buku catatan kecil saya saat saya masih kelas 1 SMK. Catatan yang sering kali saya buka kembali karena mengingatkan saya akan usaha saya untuk bisa terus survive di sekolah yang begitu luar biasa tersebut--bagi teman-teman yang sekolah di sekolah SMK Yamasi tersebut tahu betapa sangat luar biasa jadwal kami disana.
Kenangan dalam setiap kata yang tertulis
Terakhir adalah bagaimana sekarang saya berupaya untuk men-transfer setiap kenangan yang saya miliki dalam kata-kata yang kelak bisa saya baca kembali untuk mengingat kenangan tersebut. Setiap orang punya cara tersendiri dalam merekam sebuah kenangan, saat ini saya berupaya untuk merekamnya dalam sebuah tulisan, sebagaimana komitmen saya untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai "me time" dan cara "healing" yang saya pilih.
Dulu waktu SMP saya pernah punya buku diary, sayangnya setiap buku tersebut penuh saya malah memilih untuk membakarnya karena takut jika buku itu dibaca orang lain, saat ini saya memilih kegiatan jurnaling sebagai cara lain dalam menulis diary. Jurnaling juga cara saya untiuk merekam kenangan, selain menulis di blog ini tentunya.
Penutup
Bagaimanapun juga, kita adalah penjaga dari masing-masing kisah hidup yang kita lewati. Setiap detik, setiap tawa, setiap air mata, setiap kata semuanya ada sebagai bagian dari diri kita dan kelak menjadi kenangan, kitalah yang punya tigas untuk menyatukan setiap benang merah dari peristiwa-peritiwa yang telah kita alami. Setiap kita punya cara tersendiri untuk menyimpan kenangan-kenangan tersebut, maka mungkin bukan cuma saya, tetapi kita semua adalah manusia kenangan, hehehe.
Post a Comment