Bismillahirrahmanirrahim
Ramadhan Mubarak, Masyaa Allah ... Tidak terasa kita sudah memasuki kembali bulan penuh Rahmat, Bulan Ramadhan tahun 1445 Hijriah. Kalian mengawali puasa tanggal berapa? Hehehe ... saya sendiri baru mulai puasa besok di tanggal 12 Maret 2024--mengikuti pemerintah, tapi ada juga beberapa teman-teman yang memulai puasanya di hari ini.
Terlepas dari perbedaan awal masuk Ramadhan ini, saya sendiri tetap merasa sangat bersyukur setiap kali di pertemukan dengan bulan Ramadhan. Kali ini sebelum memasuki bulan Ramadhan, saya ingin sedikit bernostalgia, heheheh ... mengingat kembali pengalaman pertama saya melaksanakan Ramadhan di Kabupaten Mamasa. Moment ini juga bertepatan dengan ulang tahun Kabupetan Mamasa yang ke 22 Tahun hari ini--Kabupetan yang masih belia jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Indonesia.
Anak Kota yang Pertama Kali Merantau
Sebelumnya, saya adalah anak kota Makassar yang tidak pernah merasakan pindah tempat tinggal atau merantau--dari lahir sampai umur 22 tahun, saya selalu ada di kota Makassar.
Lalu di tahun 2014 yang lalu, saya akhirnya mencoba peruntungan dengan mendaftarkan diri ke penerimaan CPNS di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, saya sendiri belum pernah ke Kabupaten ini sebelumnya, mendengarnya pun tidak pernah, hehehe.
Saat itu saya masih berstatus Mahasiswa tingkat akhir yang sedang disibukkan dengan KKN, PPL dan Skripsi. Saat itu niat saya mendaftar hanya iseng coba-coba yang kebetulan ada formasi untuk jurusan SMK yang saya jalani.
Tanpa disangka saya ternyata lulus menjadi salah satu ASN di Kabupaten Mamasa, maka di Bulan Februari 2015--saat itu saya tengah sibuk dengan skripsi harus mengambil cuti sementara dan masuk untuk pertama kalinya di Kabupaten Mamasa, ada cerita seru sebenarnya dibalik perjalanan pertama saya (Saat itu penerimaan CPNS tahun 2014 adalah penerimaan CPNS berbasis Online CAT pertama, maka saya hanya mengirimkan berkas secara online dan berkas fisiknya saya kirim lewat kantor POS, kartu ujian saya pun dikirim balik lewat POS, hehehe) jadi saya baru menginjakkan kaki ke Mamasa, saat saya betul-betul dinyatakan lulus tes dan masuk untuk pemberkasan, Alhamdulillah.
Setelah pemberkasan di bulan Februari, saya kembali ke Makassar dan mempersiapkan semua keperluan saya untuk merantau pertama kali--karena tempat saya bertugas berada di daerah terpencil, maka saya memutuskan untuk membeli semuanya di Makassar, termasuk kompor gas, lemari, karpet, dll.
Ramadhan Pertama di Tanah Rantau
Mamasa adalah kabupaten dengan mayoritas warganya beragama Nasrani, maka akan sulit untuk saya menemukan masjid di Kabupaten ini. Kebetulan tempat dinas pertama saya ada di daerah yang cukup terpencil, saya ingat betul bahkan jaringan HP untuk menelpon tidak ada--saat itu kalau saya ingin menelpon, maka saya harus menempelkan HP ke dinding, itupun masih sering terputus, hahaha.
Saat memasuki bulan Ramadhan di tahun pertama saya ada di Kabupaten Mamasa--tahun 2015, saya sedang ditemani oleh Mama saya yang kebetulan saat itu sedang sakit, karena harus beradaptasi dengan cuaca dingin Mamasa, jadi seingat saya Mama saat itu di jangkiti penyakit batuk yang amat parah.
Saat itu saya tinggal di asrama yang memang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Mamasa untuk pegawai yang dinas di sana, sebenarnya saya punya 3 teman sekamar, sayangnya saat memasuki bulan Ramadhan, mereka pulang kampung--Alhamdulullah, saat itu saya dikumpulkan dengan teman sekamar yang seagama.
Saat moment Ramadhan pertama itu, saya ingat sekali kami hanya memakan sarden yang kebetulan saya bawa dari Makassar dan untuk sayurnya kami mengambil sayur yang tumbuh sembarang di belakang asrama, yang belakangan saya tahu kalau itu adalah sayur makanan babi, heheheh.
Untuk moment sahur, waktu subuh dan waktu berbuka, saya dan Mama hanya mengira-ngira dengan melihat matahari dan menelpon keluarga di Makassar untuk menyamakan waktu, padahal waktu berbuka di Kabupaten Mamasa sebenarnya lebih lambat karena daerahnya yang ada di ketinggian. Sholat tarwih pun kami laksanakan hanya berdua di kamar, karena untuk ke masjid memakan jarak sekitar 5 Km dan harus ditempuh dengan menggunakan ojek--itupun kalau ada, mengingat akses jalan ke masjid sangat jelek-- Oh iya, jalanan di Kabupetan Mamasa di tahun 2015 masih sangat parah, akses jalanan yang bagus hanya ada di kota Mamasa yang jaraknya sekitar 30 Km dari tempat dinas saya.
Saya sudah tidak ingat betul berapa lama saya dan Mama melaksanakan puasa pertama di Kabupaten Mamasa saat itu, hehe tapi seingat saya, saya pulang lebih cepat dari perkiraan karena Mama sakit--Qadarallah setelah hari tu, Mama ternyata divonis sakit TBC.
Ramadhan Kedua sampai Ramadhan Tahun ini
Ramadhan tahun 2016 sudah sedikit berbeda, hehehe, karena tahun itu saya sudah punya status baru yaitu sebagai seorang istri. Dan ramadhan kali itu saya sudah melaksanakannya di kota Mamasa dengan mengambil kontrakan pas di belakang masjid besar Mamasa. Jadi moment Ramadhan tahun 2016 tidak se-menyedihkan setahun sebelumnya. Ramadhan kali itu juga saya ingat sekali kalau kami--saya dan suami sempat bersafari ke beberapa masjid yang ada di Kota Mamasa. Jadi di Kota Mamasa, warga dengan agama Muslim jumlahnya jauh lebih banyak, sehingga masjid juga gampang dijumpai disini. Selain masjid, makanan takjil juga banyak dijual saat Ramadhan, hehehe
Ramadhan tahun 2017, saat itu saya sedang berada di masa nifas habis melahirkan kakak Fatih, jadi Alhamdulillah saya sedang berada di masa cuti melahirkan dan ada di Kota Makassar selama lebih dari 3 bulan--saat itu kepala seksi saya sangat baik hati memberikan saya waktu cuti lebih.
Ramadhan tahun 2018, saat itu saya sedang hamil adek Fayyad, hahahaha .... Produktif sekali yah saya, tapi saat itu saya berada di Kabupaten Mamasa, dan tidak banyak yang bisa saya ingat di tahun ini, mungkin karena masa-masa itu saya sangat lelah, bagaimana tidak, saya masih menyusui Kakak Fatih plus harus bolak balik Makassar-Mamasa untuk melanjutkan kuliah tepatnya skripsi yang sempat tertunda di tahun 2015 yang lalu, lalu juga tengah hamil, hehehe.
Ramadhan tahun 2019, saya sedang menyusui Adek Fayyad, tapi saya sudah melaksanakan puasa saat itu, walau tidak full sebulan, saya juga sudah membawa Adek Fayyad beberapa kali ke Masjid untuk sholat tarwih, saat itu saya sudah pindah ke rumah tempat tinggal saya sekarang yang jaraknya hanya sekitar 15 meter dari Masjid, Alhamdulillah kami memutuskan membeli sebuah rumah di Malabo, salah satu daerah dengan masyarakat muslim yang agak banyak, dan membeli rumah tidak jauh dari masjid.
Ramadhan tahun 2020 adalah ramadhan yang mungkin akan selalu kita ingat, karena tahun itu adalah masa covid menyerang, saat itu kami sama sekali tidak melaksanakan tarwih di masjid dan full sholat di rumah--jangankan sholat keluar rumah pun jarang, kecuali untuk bekerja, saat itu saya masih bekerja di rumah sakit yang memang membuat saya harus selalu melaksanakan tugas. Tahun 2020 itu juga adalah tahun di mana kami tidak mudik untuk lebaran ke Makassar. Itu adalah tahun pertama kali berlebaran idul Fitri di Mamasa.
Tahun 2021 sampai tahun 2024 ini, Alhamdulillah saya sudah bisa kembali merasakan manisnya tarwih di masjid karena kakak Fatih dan Adek Fayyad sudah bisa dibawa ke Masjid dengan aman, mereka juga sudah lumayan pintar untuk tidak bermain-main di masjid.
Tahun ini malah kakak Fatih dan Adek Fayyad sudah mulai mau berpuasa, mereka sangat bersemangat untuk memulai pengalaman puasa pertama mereka. Semoga ramadhan tahun 2024 ini bisa menjadi ramadhan yang terbaik untuk keluarga kami, Aamiin.
Post a Comment