30 hari saya tidak menuliskan sesuatu di blog ini, postingan terakhir saya tepat di tanggal 1 Mei dan setelahnya saya menghilang, hehehe. Bulan Mei jadi bulan tersibuk saya di sepanjang tahun berjalan ini. Ada banyak peristiwa yang terjadi di sepanjang bulan ini, maka saya amat setuju saat melihat reels yang mengatakan kalau bulan Mei ini adalah bulan yang tidak ada habisnya.
Di akhir bulan ini, izinkan saya untuk menuliskan secara singkat semua hal yang terjadi di sepanjang bulan ini, diawali oleh suka cita dan diakhiri oleh berita duka yang mengiris jiwa. Bulan Mei yang melelahkan tapi juga memberikan banyak kenangan yang layak untuk direkam dalam sebuah tulisan.
01 Mei: Kakak Fatih Bertambah Usia
Di tahun 2017---7 Tahun yang lalu, secara resmi saya bergelar sebagai "Ibu" setelah melahirkan seorang anak yang kami beri nama "Syaddad Al Fatih Dzulfajri". Yah ... awal bulan Mei ini adalah ulang tahun anak pertama kami. Tidak ada perayaan spesial karena kami memang tidak pernah mengajarkan anak-anak untuk merayakan hari ulang tahun. Biarkan moment pertambahan usia ini sebagai momen untuk merefleksi diri.
Satu hal yang menjadi nasehat kami untuk kakak di tahun ini, agar sholat lima waktunya semakin dijaga karena usianya yang sudah 7 tahun. Alhamdulillah Kakak Fatih mendengar dan semenjak ulang tahunnya itu, dia sudah tidak pernah lalai mengerjakan sholat lima waktu---walau masih harus terus diingatkan.
02 Mei: Hari Pendidikan Nasional
Di hari ini adalah peringatan Hari Pendidikan Nasional. Hari itu, kami sekeluarga pergi untuk melaksanakan upacara Hari Pendidikan Nasional di lapangan SMPN 1 Balla (Sekolah tempat Pak Suami mengajar). Semua cerita tentang peringatan hari Pendidikan Nasional itu, sudah saya ceritakan di blog berniche pendidikan yang saya miliki "EDUFREN"
04 Mei: Pulang ke Makassar
Di hari Sabtu tanggal 4 Mei, kami sekeluarga pulang ke Makassar untuk mempersiapkan dan menghadiri acara wisuda Pendidikan Profesional Guru Pak Suami. Kami berangkat di hari Sabtu Malam dengan sedikit drama pembatalan keberangkatan, tapi Alhamdulillah kami akhirnya menemukan mobil yang siap mengantar kami pulang. Kami sampai Makassar di Jam 6 Pagi.
05 Mei: Aqiqah Ponakan
Kebetulan di hari Ahad saat kami sampai, ada seorang ponakan---anak dari sepupu saya sedang di aqiqah, jadilah setelah tidur sebentar, di sekitar jam 11 pagi itu, kami berangkat ke lokasi acara. Oh iya, momen yang tidak saya lupakan di hari itu karena saya sempat memposting sebuah story di Instagram dan Facebook dengan menggendong sang bayi, dan banyak diantaranya yang memberikan komentar kalau itu adalah anak saya dan memberikan ucapan selamat, hehehe. Kata Pak Suami, itu karena wajah saya di foto itu yang terlihat lelah seperti seorang ibu yang lelah begadang menjaga bayi. Bagaimana tidak lelah kalau saya baru tidur beberapa jam setelah perjalanan panjang Mamasa-Makassar, hehehe.
06 Mei: Menemai Pak Suami ke Gedung Phinisi UNM
Hari Senin itu, saya, Pak Suami dan anak bungsu kami Al Fayyad, datang ke gedung phinisi UNM untuk menemani Abah mengambil undangan dan perlengkapan wisudanya. Kenapa Pak Suami harus ditemani? Karena saya adalah alumni UNM yang mengetahui seluk beluk gedung phinisi, Pak Suami sendiri adalah alumni dari UNISMUH.
07 Mei: Ngegym dan Acara Ramah Tamah
Tanggal 7 Mei itu adalah agenda Pak Suami untuk ke Gedung Phinisi kembali untuk melakukan gladi bersih acara wisudahnya. Saya tidak menemani Pak Suami kali ini karena Pak Suami sudah tahu tempatnya setelah datang kemarinnya. Jadi saya menyempatkan waktu untuk ikut dengan adek saya ke tempat gym dan merasakan untuk pertama kalinya semua alat gym yang ada disana. Pengalaman ini adalah pengalaman pertama saya ke tempat gym dan sangat seru.
Malam harinya, ada acara ramah tamah alumni dan kali ini saya menemani Pak Suami ke Hotel Claro Makassar. Saya memakai kebaya pink dan Pak Suami memakai setelan jas hitam. Momen ramah tamahnya sangat seru, walau saya tidak terlalu fokus menikmati karena pikiran saya yang terbagi ke acara tekhincal meeting zoom untuk pelaksanaan ujian yang akan saya lakukan besok harinya.
08 Mei: Wisuda Pak Suami dan Saya yang Melaksanakan Ujian Masuk Pascasarjana
Jadi di hari Rabu tanggal 08 Mei 2024 adalah momen wisuda PPG Pak Suami yang sayangnya tidak bisa saya hadiri karena di hari dan jam yang sama saya juga harus mengikuti ujian masuk Pascasarjana UNM. Pak Suami wisuda didampingi Bapak saya, dan saya sendiri harus bergulat dengan soal ujian yang cukup memusingkan kepala terutama untuk soal TOEFLnya yang menurut saya luar biasa, hehehe. Sepertinya saya harus mulai belajar TOEFL dengan serius. Siang harinya, kami sekeluarga dan keluarga besar Pak Suami melakukan sesi pemotretan di studio foto dekat rumah mertua karena mengingat mama mertua yang sudah tidak bisa dibawa perjalanan jauh.
10 Mei: Acara Syukuran Keluarga Besar dan Balik Mamasa
Hari Jum'at diadakan acara syukuran keluarga besar Pak Suami dengan memotong seekor sapi. Syukuran ini terlaksana karena Almarhum Bapak Mertua pernah bernazar kalau semua anak-anaknya sudah bisa menghasilkan uang sendiri, maka ia akan memotong seekor sapi sebagai tanda rasa syukur. Pak Suami adalah anak bungsu, dan momen wisuda PPGnya ini menjadi pembuka jalan untuknya mendapatkan tunjangan sertfikasi guru, Kakak Tertua Pak Suami juga sebentar lagi akan mendapatkan SK PPPK---hari ini saat saya menuliskan kalimat ini, adalah hari penerimaan SK untuk kakak ipar tertua saya, banyak selamat Dg Memang. Sementara saudara ke 2 sampai ke 6 sudah lebih dahulu sukses dalam karirnya masing-masing, 2 diantaranya sudah menjadi kepala sekolah.
Di malam hari, saat tubuh sedang lelah-lelahnya karena menerima tamu yang lumayan banyak---saya sendiri kebagian cuci piring, hehehe, kami harus pulang ke Mamasa. Sejujurnya malam itu saya sudah tidur di dalam kamar, dan rasanya berat sekali membawa badan untuk naik ke mobil. Anak-anak juga sudah tidur semua, mereka naik mobil dalam keadaan tidur, hehehe. Alhamdulillah kami sampai di di subuh hari Sabtu dan langsung bersiap untuk pergi kesekolah, woww ... hidup kadang semelelahkan itu.
13 - 18 Mei: Sibuk kesana-kemari
Tanggal 15 Mei adalah pengumuman kelulusan saya di ujian masuk pascasarjana UNM, dan Alhamdulillah saya lulus. Keesokan harinya, di tanggal 16 Mei, saya ke RSUD Kondosapata untuk mengurus surat berbadan sehat dan bebas narkoba, lalu di hari Jum'at tanggal 17 Mei, saya ke kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mamasa untuk bertemu Pak Kepala Dinas, sayangnya hari itu Pak Kadis sedang dinas luar, saya baru bertemu dengan Pak Kadis, di hari Selasa tanggal 21 Mei.
20 - 25 Mei: Sibuk dengan PMM (Platform Merdeka Mengajar)
Setelah urusan dengan kepala Dinas Pendidikan selesai, saya kembali disibukkan dengan urusan PMM karena harus mengejar praktik kinerja sampai 100%, serta melengkapi semua dokumen untuk pengembangan kompetensi dan tugas tambahan sebagai seorang guru. Selesai dengan PMM saya kembali disibukkan dengan pembuatan soal semester genap yang Insyaa Allah akan dilaksanakan di tanggal 10 Juni mendatang.
27 Mei: Papa Angkat Meninggal
Berita duka datang di hari Senin, tanggal 27 Mei yang lalu. Saat itu saya baru saja selesai mengajar, dan kepala sekolah bertanya kepada saya apakah saya mengenal orang yang diberitakan meninggal hari itu. Maka saya menjawab iya, dan kemudian diperlihatkanlah saya dengan foto bagaimana cara Bapak meninggal. Seketika tubuh saya lemas dan gemetar hebat, air mata tidak terbendung. Saat itu juga kami menyusul bapak ke Rumah Sakit dan tiba ke rumah duka bersamaan dengan mayat bapak yang sudah rapi terbungkus jas. Saya ke rumah duka masih dengan pakaian khaki dan anak-anak masih memakai seragam sekolahnya. Saat sore hari, saya izin pulang berganti pakaian hitam dan kembali dengan membawa banyak perlengkapan untuk bermalam. Malam itu kami bermalam di rumah duka.
28 - 29 Mei: Suasana Duka
2 hari itu adalah suasana duka bagi kami. Saya sendiri masih tidak menyangka kalau Bapak akan meninggal dengan cara yang tidak terduga oleh siapapun. Dua hari itu banyak kami habiskan di rumah duka, di hari Rabu tanggal 29 Mei, Bapak di kuburkan di pekuburan keluarga. Sampai sekarang saya masih tidak menyangka akan kepergian Bapak, karena di hari Sabtu tanggal 25 Mei saya masih sempat mendengar suara Bapak saat dia menelpon saya, dia bahkan berjanji akan datang ke rumah.
Rencana untuk Bulan Depan
Hari ini sudah hari terakhir di bulan Mei yang panjang ini. Awal Mei dibuka oleh kebahagiaan dan akhirnya ditutup oleh duka yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh diri saya. Duka yang membuat kami terhentak tidak percaya.
Tapi hidup harus terus berlanjut, untuk bulan depan, bulan Juni, saya akan fokus menginput nilai harian anak didik saya mengingat semester sebentar lagi akan dilaksanakan, lalu fokus untuk menginput nilai lainnya sehingga raport anak-anak bisa selesai sebelum penerimaan Raport.
Rencana lainnya juga masih ada yaitu konsisten menulis, terutama saya punya satu deadline kerjaan yang sampai sekarang tidak saya sentuh-sentuh, hiks. Semoga bulan depan semuanya rampung dan terselesaikan dengan baik. Semoga Allah memudahkan segala rencana yang telah kita rencanakan dan semuanya berakhir dengan indah, Aamiin.
Post a Comment