Pengalaman Berlebaran di Rumah Sakit

Bismillahirrahmanirrahim

Rumah sakit bahagia

Hari Rabu, tanggal 12 Juni 2024 yang lalu, adekku di Makassar memberi kabar kalau Mama masuk UGD Rumah Sakit Grestelina karena keluhan demam, gula darah dan asam urat yang tinggi. Tapi keesokan harinya mama diizinkan pulang karena menurut dokter kondisi mama sudah membaik. Saya yang saat dikabarkan itu tengah disibukkan dengan urusan anak didik yang sedang menghadapi ujian akhir semester atau sumatif akhir tahun. 

Di Hari Kamis, saya menelpon mama dan dia sangat mengharapkan kepulangan saya ke Makassar, saat itu saya memang sedang sibuk dengan pengolahan nilai raport---karena sebelum semester saya sudah selesai dengan pengelolaan nilai harian/formatifnya maka saat ujian telah berlangsung saya sisa memasukkan nilai sumatifnya saja dan nilai raport saya sudah selesai. 

Penyelesaian Raport yang Dipercepat

Hari Jum'at, qadarallah mama kembali demam tinggi, maka kembalilah mama di masukkan ke rumah sakit. Mendengar kabar mama yang kembali masuk rumah sakit dan keinginan mama melihat saya pulang, akhirnya saya memutuskan untuk meminta izin kepada kepala sekolah untuk pulang dengan berjanji akan menyelesaikan raport saya terlebih dahulu. 

Di hari yang sama, saya mulai menghubungi semua guru mata pelajaran untuk meminta nilai lebih awal, ada guru Agama Prostestan, Agama Katolik dan guru PJOK. Alhamdulillah semuanya mengerti dan mengirimkan nilai secepatnya. 

Sore hari di hari Jum'at, raport kelas 1.A yang saya pegang sudah selesai saya print dan tanda tangani. Pak suami akhirnya menghubungi supir yang bisa membawa saya pulang malam itu juga. 

Pulang Makassar Sepekan Lebih Awal

Rencananya saya baru akan pulang ke Makassar di tanggal 22 Juni 2024---setelah selesai penerimaan raport, tapi karena qadarallah Mama yang harus dirawat di rumah sakit, saya jadi harus pulang sepekan lebih awal yaitu di hari Jum'at, 14 Juni 2024.

Saya pulang dengan adek Fayyad, Pak Suami dan Kakak Fatih rencana pulang keesokan harinya yaitu di hari Sabtu setelah ujian mapel IPA SMP yang diajarkan Pak Suami selesai di ujikan. 

Supir menjemput setelah sholat Isya, saya dan Fayyad duduk di kursi depan samping Pak supir. Tidak banyak drama malam itu karena sepanjang perjalanan kami habiskan untuk tidur, bahkan saat mobil singgah di Messawa untuk makan dan cuci mobil, saya dan adek Fayyad masih dalam keadaan tidur, hehehe. 

Kami sampai Makassar sekitar pukul setengah 6 pagi---Bapak yang pulang dari sholat subuh di Masjid menunggu kami di teras rumah. 

Menengok Mama di Rumah Sakit

Menengok mama di RS
Mama berbaring di Kamar Rumah Sakit

Setelah bersih-bersih rumah dan membersihkan diri dan memandikan adek Fayyad, saya ke Rumah Sakit dengan memakai motor---Fayyad tinggal di rumah bersama Bapak karena Anak di bawah 12 tahun tidak boleh masuk RS. 

Saat masuk di kamar rawat, mama sedang tertidur jadi saya tidak membangunkannya. Adek saya Imran dan tante saya (Kakak Mama) saja yang menyambut saya. 

Setelah mama bangun, barulah saya mencium tangan dan keningnya. Mama menangis saat melihat saya datang, ada rasa sesak saat melihat Mama menangis, rasanya saya sangat sedih karena menjadi anak yang jauh dari orang tua saat beliau sakit, hikss. 

Pak Suami dan Kakak Fatih Pulang Keesokan Harinya

Malam Ahad, giliran Pak Suami dan Kakak Fatih yang pulang ke Makassar. Rencananya di malam ahad itu, saya akan bermalam di rumah sakit menjaga Mama, sayangnya Adek Fayyad sangat rewel dan terus mencari saya, jadilah di tengah malam saya gantian dengan Bapak dalam menjaga Mama. 

Subuh di hari Ahad, Pak Suami dan Kakak Fatih akhirnya sampai di rumah. Setelah bebersih, saya dan Pak Suami langsung meluncur ke Rumah Sakit, sebelumnya kami membeli bassang---bubur jagung khas Makassar untuk Mama karena beliau ingin memakan itu. 

Malam Takbiran dan Lebaran Idul Adha di Rumah Sakit

Langit
Langit dari jendela RS di hari Lebaran Idul Adha

Malam Senin, tanggal 16 Juni 2024, saya dan Pak Suami bermalam di rumah sakit menjaga Mama. Malam itu adalah malam takbiran. Ada rasa sedih menjalar dalam diri kami karena mendengarkan takbiran dari balik tirai rawat inap---itupun suaranya sayup-sayup terdengar karena jarak RS ke Masjid yang lumayan jauh. 

Malam itu Mama agak gelisah karena merasa sedih memikirkan akan berlebaran di RS. Dini hari Mama meminta untuk dibawakan baju cantiknya agar ia bisa merasakan sensasi lebaran walau dalam keadaan sakit. Setelah subuh, adekku Imran datang membawa pakaian Mama. Pak Suami pulang ke rumah dan berlebaran di dekat rumah bersama Bapak. 

Adekku Imran memilih lebaran di masjid yang ada di sekitar rumah sakit. Saya sendiri tinggal di rumah sakit menjaga Mama. Jangan tanya sedihnya, sebab itu adalah pengalaman pertama dalam hidup saya tidak pergi lebaran. 

Mama yang Kritis di Hari Lebaran

Setelah lebaran, adekku langsung kembali ke RS. Pak Suami dan Bapak datang disekitar pukul 9 pagi itu lalu kembali pulang ke rumah sebelum dhuhur. 

Setelah sholat Dhuhur, Mama mulai menunjukkan tanda-tanda yang aneh. Kalau saya tidak salah ingat, sekitar jam 1 siang, pupil mata mama mulai aneh dan dia mulai tidak bisa mengingat saya dan adek saya. Saya memanggil suster jaga dan mengabari kejanggalan kondisi Mama. Adekku Imran mulai menelpon Bapak dan Pak Suami. 

Menit ke menit semakin bertambah suram, kondisi mama mulai tidak terkontrol, Imran sudah mulai menuntun mama mengucapkan dua kalimat syahadat, saya mulai tidak bisa menahan air mata. 

Perawat jaga juga mulai panik dan Alhamdulillah perawat bisa mengambil tindakan cepat dengan mengetes gula darah Mama dan diketahuilah penyebab kondisi mama yang memburuk dikarenakan kadar gula darah mama yang sangat rendah hanya 52 untuk kondisi orang yang diabetes itu adalah kondisi yang sangat berbahaya, bahkan dokter sampai mengatakan kalau sampai mama dalam kondisi hipoglikemia sampai 8 jam maka mama sudah tidak diselamatkan. 

Setelah kadar gula mama diketahui rendah, akhirnya mama diberikan suntikan dekstrosa 40℅ sampai 2 ampul lalu cairan infusnya diganti menjadi dekstrosa 10%. Setelah semua dektrosa itu masuk, barulah mama kembali ke kondisi normal dan akhirnya tidur dengan nyenyak---jangan tanyakan betapa khawatirnya saya melihat mama dalam keadaan tidur karena saya khawatir mama tidak akan bangun dalam kondisi yang normal kembali. 

Saat mama terbangun sore harinya dengan keadaan yang jauh lebih baik, saya menghela napas lega. 

Kondisi Mama yang Berangsung Membaik

Alhamdulillah setelah suntikan dektrosa itu masuk, kondisi mama berangsur-angsur membaik. Kami pulang di hari Selasa, 18 Juni 2024 setelah 5 hari 4 malam di rumah sakit. 

Sampai saat saya menuliskan tulisan ini, kondisi mama sudah agak baikan, kemarin adalah jadwal kontrolnya ke RS dan akan kembali di tanggal 27 bulan depan. 

Semoga kedepan kondisi mama semakin membaik dan akan terus membaik, aamiin. 

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Komentar kalian sangat berarti untuk saya dan blog ini 💕