BLURP
"Kehadiran novel Api Tauhid ini sangat pas dengan perkembangan dunia Islam saat ini. Pada saat dunia Islam dihadapkan pada persoalan radikalisme dan kaburnya orientasi peradaban"
Kekuatan sebuah novel sejarah tentu terletak pada kemampuannya dalam menampilkan peristiwa sejarah secara indah dan menawan. Novel menjadi sarat dengan hikmah sejarah yang berfungsi untuk menjadikan peristiwa masa lalu sebagai pengingat dan pelajaran bagi generasi sesudahnya. Sejarah yang merupakan pengalaman masa lalu (mati) dalam novel ini menjadi hidup kembali (Living History), memberikan ibrah yang luar biasa. Inilah yang dihidangkan dalan novel Api Tauhid.
Kemampuan untuk menghidupkan kembali peristiwa di balik tokoh berpengaruh dan penuh "keajaiban", Sang Mujahid Badiuzzaman Said Nursi, merupakan daya tarik tersendiri novel ini.
Siapa pun yang mengidamkan dan ingin menwujudkan pertemuan berbagai perdaban yang berbeda-beda itu dalam balutan cinta dan penuh perdaiaman--bukan pertentangan dan permusuhan harus membaca novel Api Tauhid ini.
Ini bukan hanya novel sejarah yang menyadarkan, tapi juga novel cinta yang menggetarkan. Penulis novel Ayat Ayat Cinta yang legendaris itu meramu kisah cinta berbalut kesucian yang mencipkatan keajaikan. Ya, cinta yang suci selalu melahirkan keajaiban dan keteladanan. Novel Api Tauhid ini menyuguhkan hal itu. Selamat Membaca!
Api Tauhid: Novel Sejarah Pembangun Jiwa
Saya memang suka dengan novel karya Kang Abik---Sapaan untuk penulis novel ini. Sejak masa sekolah saya suka membaca Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Pudarnya Pesona Cleopatra, Dalam Mihrab Cinta, dll. Walau kesemua novel tersebut adalah novel pinjaman dari perpustakan sekolah ataupun dari sahabat saya tercinta Nurul, hehehe---yang selalu menginfluence saya dengan novel-novel dari penulis hebat seperti novel dari Andrea Hirata---Untuk novel Andrea Hirata sendiri saya membaca dari Laskar Pelangi sampai novel Maryamah Karpov dan ini masih novel punya Nurul, Masyaa Allah, Tengkyuu Bestie.
Novel ini sedikit berbeda dari beberapa karya novel Kang Abik yang pernah saya baca yang keseluruhan kisahnya merupakan kisah fiksi, di novel Api Tauhid ini inti ceritanya bertumpu pada kisah nyata perjalanan hidup Badiuzzaman Said Nursi yang dibalut dalam rangkaian kisah dari para pemuda-pemudi Indonesia-Turki yang melakukan perjalanan sejarah ke beberapa tempat yang menjadi saksi perjuangan Sang Mujahid.
Kisah Keagungan Cinta Sang Mujahid
Seperti yang telah saya tuliskan di atas bahwa inti dari novel ini adalah kisah perjuangan dari Sang Mujahid Badiuzzaman Said Nursi mulai dari bagaiaman kesholehan kedua orang tuanya hingga akhirnya melahirkan Sang Mujahid yang merupakan keajaiban zaman dimana diusia muda ia sudah mampu mengafalkan banyak kitab dan mampu menjadi ahli ilmu yang luar biasa.
Lalu dimasa dewasanya ia harus berjuang dengan perjuangan yang amat panjang dengan melawan kebengisan kaum sekuler Turki yang akhirnya menjatuhkan Kekhalifaan Utsmaniyah yang merupakan khalifah terakhir umat Islam, lalu muncullah Turki dengan aliran sekuler yang luar biasa yang menghapus semua jejak Islam dengan banyak peraturan otoriter seperti larangan Adzan dalam bahasa Arab serta larangan penggunaan Bahasa Arab secara umum, larangan membaca Al-Qur'an, larangan menggunakan hijab, penghancuran sekolah-sekolah keagamaan, dll.
Karena beliau dianggap sebuah ancaman bagi kekuasaan sekuler di Turki, maka oleh rezim yang berkuasa beliau di asingkan ke berbagai daerah di Turki, tetapi cahaya Ilmu yang dipancarkan oleh Said Nursi tidak bisa dibendung dengan munculnya banyak murid dari daerah-daerah tempat beliau diasingkan. Alhamdulillah berkat perjuangan beliau pula, rezim sekuler di Turki berhasil di jatuhkan dan Islam di Turki kembali menyinari masyarakat Turki--walau perjuangan ini di hiasi dengan beragam konflik yang ikut membuat saya terbawa emosi.
Saat membaca novel ini saya bolak balik harus melihat catatan sejarah di tahun kisah diceritakan untuk menambah wawasan saya terkait konflik yang terjadi di tahun itu. Untungnya ada banyak catatan sejarah terkait Kekhalifaan Utsmaniyah, Kemal Ataturk--Presiden Pertama Turki Sang Sekuler, dan catatan sejarah di tahun-tahun kelam Turki tersebut---Saya sendiri menyebutnya tahun kelam karena di tahun itu Islam sama sekali ingin dikubur dalam-dalam oleh rezim yang berkuasa.
Kisah Jatuhnya Kekhalifaan Ustmaniyah di Turki dan Berubahnya Tuki menjadi Negara Sekuler
Salah satu kisah yang mengaduk-aduk emosi saya---saya sampai menangis tersedu-sedu saat membanya, karena Syaikh Said Nursi berada di Zaman dimana Khalifah terakhir umat islam runtuh di tangan kaum sekluer dengan bisikan dari Kaum Yahudi Laknatullah. Bagaimana Sultan-sultan terakhir itu dibunuh dan dilengserkan dengan cara yang kejam, serta munculnya Sultan yang menjadi boneka kaum sekuler yang ingin berkuasa.
Lalu, saat akhirnya kekhalifaan berhasil di runtuhkan, munculnya negara sekuler Turki yang bersusaha mati-matian menghapus jejak keIslaman di Turki dengan mengubah Ibukota ke Ankara, pelarangan penggunaan Bahasa Arab, larangan Adzan, larangan mengaji, penghapusan sekolah-sekolah Islam, penlarangan kajian Islami, dll---Saya kok melihat negara Indonesia kita juga sedang berusaha mengkuti jejak kesekuleran Turki ini, hiks.
Di masa jatuhnya Khalifah Utsmani ini juga akhirnya Israel datang Ke Palestina dengan adanya perjanjian khusus yang akhirnya menjadi bencana besar hingga hari ini dimana genosida menghancurkan tanah para nabi itu, kaum Yahudi laknatullah yang tak tahu malu merebut dan mendzalimi kaum Palestina dengan sangat tidak adil.
Kisah 6 Pemuda-Pemudi yang Melakukan Perjalanan Sejarah Mengulik Kisah Sang Mujahid
Oh iya, saya sampai lupa kalau kisah Sang Mujahid Badiuzzaman Said Nursi ini bermula dari cerita 6 pemuda dan pemudi yang melakukan perjalanan ke jejak-jejak perjuangan Sang Mujahid di Turki yaitu Fahmi dan Subki dari Indonesia, Bilal, Hamzah, Aysel dan Emel dari Turki. Emel adalah adik kandung Hamzah dan Aysel adalah saudara sepupu seklaigus saudara sepersusuan Hamzan dan Emel.
Kisah perjalanan mereka tak kalah menarik karena ada banyak kisah yang terjadi diantara mereka bereman. Mulai dari sakit hati Fahmi kepada istrinya di Indonesia, dan perjalanannya dalam rangka melupakan sakit hatinya. Kisah Aysel yang melarikan diri dari sang mantan pacar yang berusaha menjualnya dan kisah romansa diantara Fahmi, Emel, Aysel dan Nuzula, Istrinya di Indonesia---khas kisah cinta yang biasa Kang Abik suguhkan di novel-novelnya yang lain.
Saya sendiri merasa ada bagian yang sedikit dipaksakan dari kisah romansa ini, hehehe. Entahlah saya mungkin bukan tipe orang yang romantis, atau usia akhirnya mengikis bayangan saya tentang keromantisan itu sendiri. Saya merasa bagian dari kisah Fahmi dan Nuzula sedikit dipaksakan, terutama di bagian bagaimana mereka harus menikah tanpa tercatat pemerintah. Lalu saat Nuzula berbohong tentang kehamilannya dengan sang pacar yang akhirnya menjadi masalah bagi keluarga besarnya termasuk sang ayah dan Fahmi sebagai sang suami. Saya rasa bagian-bagian ini agak tidak masuk di saya, heheh---ini sekedar opini saya sebagai pembaca.
Ada bagian dimana Aysel dan Fahmi diculik oleh mantan pacar Aysel juga menurut saya terlalu didramatisir, dimana sang mantan pacar akhirnya meninggal di mangsa oleh Angjingnya sendiri, entah kenapa saya merasa sedikit tidak nyaman saat membaca bagian tersebut---sekali lagi ini hanya opini saya sendiri, hehehe.
Selebihnya semua cukup menarik, terutama bagaimana Fahmi dan Subki di suguhkan dengan pemandangan Indah Turki dan makanan serta minuman di tiap daerah yang mereka kunjungi, saya bahkan harus mensearch daerah tersebut di google untuk menambah bayangan saya tentang daerah yang mereka kunjungi. Terasa seperti ikut dibawa berkeliling Turki oleh 6 sekawan ini, hehehe.
Post a Comment